Rabu, 11 November 2020

Perkuliahan VI - Kriptografi (Kelas F)

PERKULIAHAN VI

INSTITUT TEKNOLOGI PLN





 

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
SEMESTER GANJIL – TAHUN AJARAN 2020/2021
KEAMANAN SISTEM KOMPUTER (C31040319)
KELAS F


Desi Rose Hertina, S.T,. M.KOM

MIFTAUL JATZIA SEMI
201831119
MAKASSAR, SULAWESI SELATAN

 

 

PERKULIAHAN VI (22 OKTOBER 2020)
REVISI

  


1. Apa itu Kriptografi ?

Kriptografi berasal dari bahasa Yunani dengan memadukan dua kata, yaitu kryptos dan graphein. Kryptos berarti tersembunyi atau rahasia, sedangkan graphein memiliki arti menulis. Makna kriptografi secara harfiah ialah menulis secara tersembunyi untuk menyampaikan pesan-pesan yang perlu dijaga kerahasiaannya.

Di Indonesia, ilmu kriptografi atau bisa juga disebut kriptologi disebut juga dengan sandisastra. Tujuan dari ilmu kriptografi adalah melakukan berbagai upaya komunikasi antar individu atau kelompok secara aman tanpa kehadiran pihak-pihak yang tidak diinginkan. Pun salah satu tujuannya yang lain ialah menganalisis komunikasi yang sulit dipahami.

Kriptorafi memiliki pengertian lain, yakni suatu ilmu tentang teknik enkripsi naskah asli (plaintext) yang diacak memanfaatkan sebuah kunci enkripsi sehingga naskah asli tersebut berubah menjadi naskah yang sulit dibaca (chipertext) oleh pihak yang tidak memiliki kunci dekripsi.

Ilmu kriptografi berkembang selaras dengan kemajuan teknologi. Menurut kronologi waktunya ilmu kriptografi dapat dibedakan menjadi dua pemahaman, yakni kriptografi klasik dan kriptografi modern. Kedua pemahaman tersebut bergantung pada penggunaan perangkat analasis dan pembuat pesan yang bersifat kriptologis.

2.  Sejarah Kriptografi

Kriptografi menurut catatan sejarah telah eksis sejak masa kejayaan Yunani atau kurang lebih sekitar tahun 400 Sebelum Masehi. Alat yang digunakan untuk membuat pesan tersembunyi di Yunani pada waktu itu disebut Scytale. Scytale berbentuk batangan silinder dengan kombinasi 18 huruf.

Pada masa Romawi, di bawah kekuasaan Julius Caesar, penggunaan kriptografi semakin intens karena pertimbangan stabilitas negara. Meski teknik yang digunakan tak serumit Yunani, namun untuk memahami pesan kriptografi dari masa Romawi terbilang cukup sulit untuk dikerjakan.

Berdasarkan aspek historis kriptografi di atas, baik kriptografi klasik maupun modern keduanya memiliki kesamaan prinsip yang besar dan tidak dapat disangsikan lagi, yakni tujuan kriptografi adalah keamanan. Itulah layanan yang disediakan kriptografi tanpa peduli dari masa mana kriptografi dibuat.

Melalui layanan keamanan yang disediakan oleh jenis kriptografi tersebut, berbagai teks penting dapat terjaga kerahasiaannya dan keotentikannya, sehingga antar pihak yang berkorespondensi bisa saling menaruh kepercayaan. Kecuali apabila teknik pembuatan kriptografi bocor ke pihak yang tidak dikehendaki.

 

 

 

 

 

3.      Tujuan Kriptografi

Ada empat tujuan mendasar dari ilmu kriptografi ini yang juga merupakan aspek keamanan informasi yaitu :

1.       Kerahasiaan, adalah layanan yang digunakan untuk menjaga isi dari informasi dari siapapun kecuali yang memiliki otoritas atau kunci rahasia untuk membuka/mengupas informasi yang telah disandi.

2.      Integritas data, adalah berhubungan dengan penjagaan dari perubahan data secara tidak sah. Untuk menjaga integritas data, sistem harus memiliki kemampuan untuk mendeteksi manipulasi data oleh pihak-pihak yang tidak berhak, antara lain penyisipan, penghapusan, dan pensubsitusian data lain kedalam data yang sebenarnya.

3.      Autentikasi, adalah berhubungan dengan identifikasi/pengenalan, baik secara kesatuan sistem maupun informasi itu sendiri. Dua pihak yang saling berkomunikasi harus saling memperkenalkan diri. Informasi yang dikirimkan melalui kanal harus diautentikasi keaslian, isi datanya, waktu pengiriman, dan lain-lain.

4.      Non-repudiasi., atau nirpenyangkalan adalah usaha untuk mencegah terjadinya penyangkalan terhadap pengiriman/terciptanya suatu informasi oleh yang mengirimkan/membuat.

4.       Kriptografi Proses

Terdapat 2 jenis kriptografi yaitu simetris kriptografi (Enkripsi) dan asimetris kriptografi (dekripsi).

Simetris Kriptografi

Dalam simetris  kriptografi digunakan satu buah kunci untuk proses enkripsi. Kunci yang digunakan untuk proses enkripsi dan dekripsi pada prinsipnya identik, tetapi satu buah kunci dapat pula diturunkan dari kunci yang lainnya. Kunci ini dirahasiakan sehingga disebut juga sebagai secret-key ciphersystem. Jumlah kunci yang dibutuhkan umumnya adalah :

nC2  = n . (n-1)




——–

 

2

 

 

 

dengan n menyatakan banyaknya pengguna.




Contoh dari sistem ini adalah Data Encryption Standard (DES), Blowfish, IDEA.

Asimetris Kriptografi

Dalam asimetris kriptograi ini digunakan dua buah kunci dalam proses enkripsinya. Satu kunci yang disebut kunci publik (public key)  yang dapat dipublikasikan, sedang kunci yang lain yang disebut kunci privat (private key)yaitu kunci yang harus dirahasiakan. Contoh sistem ini antara lain RSA Scheme dan Merkle-Hellman Scheme.

Terdapat 5 Teknik Dasar Kriptografi

Substitusi

Sbtitusi adalah suatu teknik megacak pesan dengan tabel subtutusi. Tabel subtutusi dibuat sesuai dengan keinginan sesuai kebutuhan dekripsi. Teknik ini mirip dengan tknik Caesar cipher yang telah dicontohkan diatas.

Contoh :

Suatu plaintext dibah menjadi chipertext dengan metode subtitusi dimana A=K.

Enkripsi metode subtitusi key a=k

Plaintext          = belajar kriptografi

Chipertext       = lovktk2ju2sz4yq2kps

Dekripsi metode subtitusi

Untuk mendekripsi chipertext digunakan tabel yang sama, namun tabelnya dibalik

Chipertext       = lovktk2ju2sz4yq2kps

Plaintext          = belajar kriptografi

Blocking

Metode ini dilakukan dengan membagi plaintext menjadi blok-blok yang terdiri dari beberapa karakter. Blok-blok disesaikan dengan keinginan. Jumlah lajur atau kolom menjadi kunci bagi kriptografi dengan teknik ini Plaintext dimasukkan kedalam blok-blok secara vertical lal dibaca secara horizontal.

Contoh enkripsi dengan metode blocking

Key                 = Kolom (4), Baris (5)

Plaintext          = “website rumus.xyz”

 

Chipertext       =” wtmyeeuzb s sr. iux “

 5. Kunci pada Algoritma Kriptografi

Block Cipher

Block-cipher adalah skema algoritma sandi yang akan membagi-bagi teks terang yang akan dikirimkan dengan ukuran tertentu (disebut blok) dengan panjang t, dan setiap blok dienkripsi dengan menggunakan kunci yang sama. Pada umumnya, block-cipher memproses teks terang dengan blok yang relatif panjang lebih dari 64 bit, untuk mempersulit penggunaan pola-pola serangan yang ada untuk membongkar kunci. Untuk menambah kehandalan model algoritma sandi ini, dikembangkan pula beberapa tipe proses enkripsi, yaitu :

o   ECB, Electronic Code Book

o   CBC, Cipher Block Chaining

o   OFB, Output Feed Back

o   CFB, Cipher Feed Back

Stream-cipher adalah algoritma sandi yang mengenkripsi data persatuan data, seperti bit, byte, nible atau per lima bit(saat data yang di enkripsi berupa data Boudout). Setiap mengenkripsi satu satuan data di gunakan kunci yang merupakan hasil pembangkitan dari kunci sebelum.

Dalam kriptografi, Stream cipher dan Block cipher adalah dua algoritma enkripsi / dekripsi yang termasuk dalam keluarga cipher kunci simetris. Biasanya cipher mengambil teks biasa sebagai input dan menghasilkan ciphertext sebagai output. Blok cipher mengenkripsi blok bit dengan panjang tetap menggunakan transformasi yang tidak bervariasi. Cipher stream mengenkripsi aliran bit dengan panjang yang bervariasi dan menggunakan transformasi yang berbeda pada setiap bit.

6.      Algoritma Kriptografi Hibrid

Kriptografi hibryd adalah suatu penggabungan antara kriptografi simetris dan kriptografi asimetris. Masing-masing algoritma memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kriptografi simetris adalah pada segi kecepatan untuk proses enkripsi dan dekripsi yang tinggi, namun memiliki kelemahan dalam segi pendistribusian kuncinya. Sedangkan kelebihan kriptografi asimetris adalah kemudahan dalam pertukaran kunci, namun lemah dalam segi kecepatannya. Untuk mengatasi kelemahan masing-masing algoritma kriptografi tersebut, maka dipadukan kedua sistem algoritma kriptografi tersebut. Perpaduan atau penggabungan sistem ini disebut kriptografi hibryd. Saat ini sangat penting untuk merancang algoritma enkripsi yang kuat sebagai kekuatan komputer berkembang dari hari ke hari. Dengan demikian model hibrida memberikan linearitas yang lebih baik contohnya seperti AES yang digabung dengan DES, ada difusi yang lebih baik. Oleh karena itu kemungkinan serangan aljabar pada model hybrid berkurang. Metode hybrid melibatkan lebih banyak perhitungan dibandingkan dengan menggunakan satu algoritma saja. Chauhan et al, 2013 Menggabungkan kedua symmetric-key dan algoritma kunci publik menyediakan lebih besar fitur keamanan dan keunikan yang hanya mungkin terjadi pada sistem hybrid. Praphul, 2013

 

 7.  Proses Kriptografi Hibrid

Metode hibrida terdiri dari enkripsi simetris dengan satu kunci serta enkripsi asimetris dengan sepasang kunci.

·         Tahap 1 : Pengirim mengenkripsi teks dengan Session Key.

·         Tahap 2 : Mengenkripsi Session Key dengan Public Key.

·         Tahap 3 : Penerima men-decrypt Session Key dengan Private Key.

·         Tahap 4 : Men-decrypt teks dengan Session Key.

Proses kriptografi hybrid yaitu melakukan proses enkripsi pada plainteks terlebih dahulu agar dapat mempertinggi daya tahan terhadap serangan penyerang attacker yang pada umumnya memanfaatkan pola-pola yang ada pada plainteks untuk memecahkan chiperteks menggunakan algoritma simetris. Setelah plainteks menjadi teks terenkripsi kemudian kunci privat algoritma simetris dienkripsi menggunakan Universitas Sumatera Utara pasangan kunci publik algoritma asimetris kemudian dikirimkan. Pengenkripsian kunci ini disebut session key yaitu merupakan kunci privat yang terenkripsi yang bersifat tercipta hanya pada saat itu juga one-time only. Kunci yang terenkripsi bersama dengan chiperteks kemudian ditransmisikan kepada penerima. Untuk proses dekripsi, penerima menerima paket tersebut menggunakan pasangan kunci privat algoritma asimetris untuk mendekripsi session key terlebih dahulu. Lalu dengan session key tersebut, kunci privat algoritma simetris dapat dibuka dan penerima dapat mendekripsi chiperteks tersebut menjadi plainteks kembali. Algoritma yang akan digunakan untuk pengamanan data ini adalah algoritma Affine Cipher dan RSA dimana metode ini menggabungkan kelebihan masing-masing algoritma tersebut.

 8. Teknik Dasar Kriptografi

Teknik Dasar Kriptografi Terbagi 5 Jenis, yaitu :
1. Substitusi
2. Blocking
3. Permutasi
4. Ekspansi
5. Pemampatan


Lanjut Ke penjelasan Dan Contohnya :

1. SUBSTITUSI

Dalam kriptografi, sandi substitusi adalah jenis metode enkripsi dimana setiap satuan pada teks terang digantikan oleh teks tersandi dengan sistem yang teratur. Metode penyandian substitusi telah dipakai dari zaman dulu (kriptografi klasik) hingga kini (kriptografi modern),
Langkah pertama adalah membuat suatu tabel substitusi. Tabel substitusi dapat dibuat sesuka hati, dengan catatan bahwa penerima pesan memiliki tabel yang sama untuk keperluan decrypt.  Bila tabel substitusi dibuat secara acak, akan semakin sulit pemecahanciphertext oleh orang yang tidak berhak.
Metode ini dilakukan dengan mengganti setiap huruf dari teks asli dengan huruf lain sebagai huruf sandi yang telah didefinisikan sebelumnya oleh algoritma kunci.

2. BLOCKING
Sistem enkripsi ini terkadang membagi plaintext menjadi beberapa blok yang terdiri dari beberapa karakter, kemudian di enkripsikan secara independen.

Caranya :
Plaintext dituliskan secara vertikal ke bawah berurutan pada lajur, dan dilanjutkan pada kolom berikutnya sampai seluruhnya tertulis. Ciphertext-nya adalah hasil pembacaan plaintext secara horizontal berurutan sesuai dengan blok-nya.

3. PERMUTASI
Salah satu teknik enkripsi yang terpenting adalah permutasi atau sering juga disebut transposisi. Teknik ini memindahkan atau merotasikan karakter dengan aturan tertentu. Prinsipnya adalah berlawanan dengan teknik substitusi. Dalam teknik substitusi, karakter berada pada posisi yang tetap tapi identitasnya yang diacak. Pada teknik permutasi, identitas karakternya tetap, namun posisinya yang diacak.

Caranya
Sebelum dilakukan permutasi, umumnya plaintext terlebih dahulu dibagi menjadi blok-blok dengan panjang yang sama.
Plaintext akan dibagi menjadi blok-blok yang terdiri dari 6 karakter, dengan aturan permutasi.


4. EKSPANSI
Suatu metode sederhana untuk mengacak pesan adalah dengan memelarkan pesan itu dengan aturan tertentu.  Salah satu contoh penggunaan teknik ini adalah dengan meletakkan huruf konsonan atau bilangan ganjil yang menjadi awal dari suatu kata di akhir kata itu dan menambahkan akhiran “an”. Jika suatu kata dimulai dengan huruf vokal atau bilangan genap, ditambahkan akhiran “i”.

5. PEMAMPATAN
Mengurangi panjang pesan atau jumlah bloknya dengan cara lain untuk menyembunyikan isi pesan.
Contoh sederhana ini menggunakan cara menghilangkan setiap karakter ke-tiga secara berurutan. Karakter-karakter yang dihilangkan disatukan kembali dan disusulkan sebagai “lampiran” dari pesan utama, dengan diawali oleh suatu karakter khusus, dalam contoh ini menggunakan ”  * “.

 

https://satrioprmbd.blogspot.com/2015/04/teknik-dasar-

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tugas Perkuliahan 13 - Kriptografi Vignere Cipher

  ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------   Perkuliahan ...